Harmonisasi Hubungan Antar Manusia di Bulan Ramadan

KLIKINDONESIA.CO.ID - Bulan Ramadan sudah di depan mata. Semua umat Muslim telah bersiap menyambut datangnya bulan penuh kemuliaan yang mampir sekali setahun. Satu bulan fokus untuk beribadah, menahan lapar dan haus dengan mengharapkan ridho dari Allah Subhana Wa Ta’ala.

Selain menjaga hubungan vertikal dengan Tuhan, terjalinnya hubungan baik antar sesama manusia merupakan rezeki terbaik dari sang pencipta alam semesta. Mengapa dikatakan demikian? Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya sehingga harus selalu dijaga keseimbangannya.

Saat bulan Ramadan, waktu sahur dan berbuka puasa merupakan waktu yang paling efektif di dalam terjalinnya komunikasi harmonis antara orang tua dan anak. Di periode itulah merupakan waktu yang sangat tepat membangun kembali hubungan baik dengan anggota keluarga lainnya dalam menikmati rezeki yang diberikan oleh Tuhan.

Baca Juga: Peringati HUT ke-15 Gerindra Purworejo Targetkan 10 Kursi DPRD

Bukankah komunikasi yang lancar berawal dari persepsi yang sama terhadap sesuatu, misalnya orang yang senang olahraga bulu tangkis akan lancar bercerita jika bertemu dengan orang yang sefrekuensi. Atau maniak sepak bola merasa nyaman mengunjungi kafe tertentu karena selalu ada kesempatan nonton bareng dalam suatu komunitas yang mempunyai minat sama. Dari hal ini dapat dikatakan bahwa kehidupan adalah mencari suatu kenyamanan diri namun tidak mengganggu aktivitas orang lain.

Kesibukan luar biasa dalam mencapai target di zaman serba instan menyebabkan tidak tersedia banyak waktu untuk berbagi cerita dengan sesama anggota keluarga. Kondisi ini semakin diperparah dengan hadirnya ponsel pintar yang selalu memberikan kabar update tanpa perlu bertemu langsung dengan orang lain.

Fenomena ini semakin merajalela saat terjadinya serangan Covid-19. Diterapkannya aturan menjaga jarak tertentu dalam melakukan komunikasi, keluar rumah dibolehkan hanya saat urgent dan dilakukannya pembelajaran secara daring menyebabkan maraknya aktivitas working from home.

Baca Juga: BPC HIPMI PT Lotim Resmi Dilantik, Berikut Sejumlah Nama Pengurusnya

Disinilah terlihat luar biasa peranan orang tua, khususnya kaum ibu yang sibuk mendampingi anaknya belajar secara daring. Serapan kuota internet yang mengalir deras bagaikan air bah saat mengoperasikan zoom meeting untuk anak sekolah berbagai tingkatan membuat para Ibu jejeritan. Ramadan datang dan berlalu di masa serangan Covid-19 dibarengi rasa takut terjangkit virus mengerikan itu.

Sungguh suatu kondisi yang amat sangat tidak nyaman karena adanya rasa curiga dan ketakutan bertemu dengan orang lain yang diduga berpotensi membawa virus Corona.
Waktu menyantap makanan saat sahur dan berbuka puasa adalah saat paling berbahagia karena semua anggota keluarga menikmati masakan rumahan hasil olahan Ibunda.

Jika dicermati secara mendalam, betapa banyak waktu yang dibutuhkan oleh sebiji roti untuk siap santap di meja makan. Butiran gandum penghasil tepung terigu yang dibuat menjadi roti konsumsi manusia merupakan hasil kerja tangan dingin petani dengan susah payah. Tanaman gandum yang berasal dari benih terbaik dan berkualitas dijaga secara seksama dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman yaitu serangga perusak tanaman.

Baca Juga: Ajari WBP Mencangkok Jambu Kristal, Petugas Rutan Purworejo Ingin WBP Paham Ilmu Dasar Perkebunan

Saat panen tiba, rantai pemasaran gandum yang dihasilkan oleh petani dimulai dari ladang, dimana hasil panen dikumpulkan menuju ke pabrik untuk diolah. Tepung yang dihasilkan dari gilingan biji gandum sangat beragam kualitasnya, mulai dari tepung terigu fortifikasi, tepung terigu protein tinggi dan lain-lain. Tepung ini dibeli konsumen untuk dibuat menjadi berbagai macam olahan.

Selain menjadi roti yang menjadi bahan makanan pokok mayoritas masyarakat benua Eropa, Amerika dan berbagai negara lainnya, tepung terigu dengan campiran bahan tertentu dapat diolah menjadi kue, cemilan dan gorengan.